Konon disebuah gua di desa Sillanang sedjak tahun 1905 telah ditemukan majat manusia jang utuh, tidak busuk sampai sekarang. Majat itu tidak dibalsem seperti jang dilakukan orang-orang Mesir Purba bahkan tidak diberi ramuan apapun. Tapi bisa tetap utuh. Menurut pendapat Tampubolon, kemungkinan ada sematjam zat digua itu jang chasiatnja bisa mengawetkan majat manusia. Kalau sadja ada ahli geologi dan kimia jang mau membuang waktu menjelidiki tempat itu, agaknja teka teki gua Sillanang dapat dipetjahkan. Di samping majat jang anti husuk, ada pula majat manusia jang bisa berdjalan diatas kedua kakinja, bagaikan orang hidup jang tidak kurang suatu apa. Kalau mau ditjari djuga perbedaannja, ada, tapi tidak begitu kentara. Konon menurut Tampubolon, sang majat berdjalan kaku dan agak tersentak-sentak. Dan dalam perdjalanan itu ia tidak bisa sendirian, harus ditemani oleh satu orang hidup jang mengawalnja, sampai ketudjuan achir jaitu rumahnja sendiri. Mengapa harus demikian?
Keanehan terachir jang tidak begitu menakdjubkan adalah "ballo" (tuak) jang kalau diminum tidak memabukkan, betapapun banjak anda meminumnja. Tuak jang diramu dengan sedjenis kulit kaju ini disamping memanaskan badan djuga menambah tenaga dan memperpandjang umur. Mungkin benar djuga, karena usia penduduk disana rata-rata mentjapai 80 sampai 100 tahun. Apakah ballo akan sama mudjarabnja kalau diminum diluar Toradja, masih belum di tjoba.